polisi-gaul
Senin, 28 September 2009
Bookmark & Share
© Copyright 2008-2009 - AddThis.com |
Senin, 21 September 2009
REFORMASI
Kisruh KPK-Polri, Kesempatan Reformasi Total Kepolisian
cicak bin kadalMinggu, 12November 2009 | 10.39WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Seluruh elemen masyarakat sipil diminta segera bertindak dan memanfaatkan momen kisruh antara Kepolisian RI dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terjadi sekarang sebagai kesempatan emas untuk mendorong dan mendesakkan upaya reformasi dan perbaikan total di tubuh Kepolisian RI.
Langkah seperti itu diyakini perlu segera dilakukan mengingat keberadaan Polri, yang selama ini berdiri sendiri dan langsung berada di bawah Presiden, ditambah berbagai kewenangan yang relatif tanpa kontrol, malah justru menjadikan Polri seolah badan super (superbody).
Selain menjadi arogan dalam menjalankan peran dan fungsinya, beberapa kalangan saat dihubungi Kompas, Minggu (1/11), juga mencemaskan kalau selama ini Polri justru dapat dengan mudah dimanipulasi dan dimanfaatkan oleh berbagai kepentingan di luar dirinya, termasuk oleh para pelaku korupsi.
Sejumlah pernyataan sikap dan penegasan tadi merupakan bentuk reaksi keras atas sikap Polri, yang dinilai sangat arogan dengan menahan dua Wakil Ketua KPK (nonaktif), Bibit Samad Riyanto dan Chandra M Hamzah, yang belakangan memicu kontroversi dan kecaman. Penahanan Bibit dan Chandra hanya salah satu dari banyak kasus serupa, yang memang selama ini sering dialami masyarakat.
“Dengan mengatasnamakan kewenangan diskresinya, polisi bisa dengan sewenang-wenang melakukan penahanan. Kami selama ini banyak mendapat pengaduan tentang itu dari banyak daerah,” ujar Neta S Pane, Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW).
Dia menilai langkah penahanan terhadap Bibit dan Chandra menjadi sangat ironis ketika hal itu dilakukan bersamaan dengan berkumpulnya 217 perwira Polri di Puncak, Bogor, Jawa Barat, beberapa waktu lalu untuk membahas upaya reformasi internal di tubuh institusi tersebut.
Namun, Neta mengaku yakin di dalam tubuh internal Polri sendiri sekarang telah terjadi perpecahan pendapat menyikapi penahanan Bibit dan Chandra. Banyak dari kalangan perwira Polri, menurutnya, tidak setuju terhadap pernahanan tersebut karena diyakini hanya akan merusak berbagai upaya positif yang selama ini telah dicapai.
“Dari beberapa masukan yang saya dapat, banyak perwira yang saat itu sedang berkumpul di Puncak membahas upaya reformasi kepolisian merasa kecewa dengan keputusan penahanan yang diambil segelintir atasan mereka di Jakarta, yang selama ini dikenal memang tidak reformis,” ujar Neta.
Para perwira reformis tersebut, tambah Neta, menilai apa yang terjadi di Jakarta sangat ironis jika dibandingkan dengan niat Polri mereformasi diri. Namun, sayangnya sampai sekarang belum muncul keberanian di kalangan para perwira reformis tadi untuk mengungkap penolakan mereka keluar.
Mereka, menurut Neta, tidak berdaya dan merasa khawatir bakal dianggap melawan perintah atasan. Apalagi, dalam tubuh Polri sendiri masih mengenal yang namanya ketaatan pada sabda pandito ratu, yaitu perintah seorang raja atau pimpinan haram untuk dilanggar, apalagi ditentang.
Lebih lanjut Neta menambahkan, kebencian yang muncul di masyarakat terhadap perilaku negatif Polri selama ini berdampak memunculkan keyakinan kalau kewenangan dan kemandirian yang selama ini dimiliki institusi itu adalah sebuah kesalahan.
Penilaian senada juga dilontarkan dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI), Edy Prasetyono.
Dia mengatakan, sudah saatnya kalangan sipil mendorong upaya reformasi total terhadap institusi Polri seperti juga selama ini telah dijalankan dengan baik oleh internal Tentara Nasional Indonesia, yang berada di bawah koordinasi Departemen Pertahanan.
kita simak saja
Hari ini, Polisi memeriksa tiga orang Komisi Pemberantasan Korupsi. Termasuk diantaranya Kepala Biro Hukum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Khaidir Ramli. Mereka diperiksa terkait dugaan penyalahgunaan wewenang yang dilakukan Wakil Ketua Bidang Penindakan, Chandra M Hamzah.
“Saya dimintai keterangan oleh penyidik sesuai dengan surat panggilan disebutkan penyalahgunaan wewenang yang diduga dilakukan CMH (Chandra M Hamzah),” kata Kepala Biro Hukum KPK, Khaidir Ramli, usai diperiksa di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (10/09) siang.
Sebelumnya, Wakil Ketua KPK Bibit Samad Riyanto mengungkapkan saat ini polisi membidik KPK dalam dua kasus. Yakni dugaan pemerasan dan penyalahgunaan wewenang.
Kasus dugaan pemerasan ini mencuat dari testimoni Ketua KPK nonaktif Antasari Azhar. Dalam testimoninya, Antasari mengaku telah bertemu dengan Anggoro di Singapura. Dalam pertemuan itu, Anggoro mengaku telah dimintai sejumlah uang oleh oknum KPK. Anggoro menyebutkan nama pimpinan, direktur, penyidik, dan sopir KPK ikut menikmati uang itu.
Terkait kasus ini, polisi sudah menjerat satu tersangka, yakni Ari Muladi. Ari dijerat tiga pasal yaitu pasal 263 KUHP tentang pemalsuan surat, pasal 372 KUHP tentang penggelapan, dan pasal 378 KUHP tentang penipuan.
Suap itu dilakukan karena Anggoro diduga terlibat dengan kasus Sistem Komunikasi Radio Terpadu yang saat ini tengah diusut KPK. Anggoro yang berstatus buronan itu sudah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus tersebut.
Sedangkan kasus dugaan penyalahgunaan wewenang itu terkait dengan pemberian cekal kepada Anggoro. KPK pada 2008 mencekal Anggoro terkait kasus dugaan suap proyek Pelabuhan Tanjung Api-Api dengan tersangka anggota dewan Yusuf Erwin Faishal.
Sementara itu seorang pejabat Polri, Komjen Pol Susno Duaji malah dibidik oleh KPK diduga terlibat dalam kasus Bank Century.
Sebelumnya, KPK mengatakan akan mengkaji keterlibatan Susno Duaji dalam kasus Bank Century.
“Kita akan kaji sindikasi apakah SD ini terlibat,” ujar Wakil Ketua KPK Bidang Penindakan Bibit Samad Riyanto di KPK, Jl HR Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (9/9).
Sejak sebulan yang lalu nama SD (diduga Susno Duaji) dikait-kaitakan dengan Kabareskrim Mabes Polri Komjen Pol Susno Duaji. Namun Susno membantahnya dan dia hanya mengatakan bahwa ponselnya disadap. Susno tahu dirinya disadap karena Polri memiliki alat canggih untuk mendeteksi penyadapan. Sayangnya Susno tidak mau menyebut institusi mana yang menyadapnya. Susno hanya menyebut ‘cicak kok berani melawan buaya’.(adi/waa)
polisi-gaul
cari pengalaman reengaged belajar blogging CARI SAHABAT LAMA YANG ADA DI KOTA LAIN
<$BlogItemTitle$>
<$BlogItemBody$>
By <$BlogItemAuthor$>
On <$BlogDateHeaderDate$>
At <$BlogItemDateTime$>
Comments :
About
A little something about you, the author. Nothing lengthy, just an overview. Also a link to your Blogger profile may show up here.
POS KOMENTAR
* Duka Selimuti Keluarga Korban Pantai Parangtritis
* Tiga Pesawat Bergeser Ditiup Angin Kencang
* Main di Kali, Bocah Terseret Arus
* BERITA
* islam
* islam
* santri cabuli........
* Polisi Tangkap ABG Penjual Kegadisan Pelajar
INPORMASI
Archives
* <$BlogArchiveName$>
Flickr
A photo on Flickr
A photo on Flickr
A photo on Flickr
A photo on Flickr
A photo on Flickr
A photo on Flickr
my blog
* Blogger Templates
* It could be this one
* Acemi Blogcu
Searching
Template designed by It could be this one - Blogger Templates
Site Feed Blogger
Free Friendster Comments Code
BLOG PRADANA BHAYANG KARA BHIRAWA ANK. XX SPN CISARUA LEMBANG BY SI OSRAM.