polisi-gaul

Selasa, 21 September 2010

kekasih

KEKASIH, hari ini adalah hari kebahagiaan tiada tara bagi ku. Bukan karena kita telah menyatu. Menyatu memang puncak keindahan yang diharapkan oleh semua pecinta. Tapi bagiku, keindahan adalah kala aku terlingkupi kasih sayangmu.

Dan aku begitu merasakan betapa kasih sayangmu begitu berlimpah padaku. Kala pagi kau hiasi mataku dengan embun bening, kala siang kau curahkan kehangatan lewat cahaya matahari, kala malam kau taburi hatiku dengan bintang dan saat mata terpejam kau temani hidupku lewat alam mimpi.

Semua itu adalah anugerah cinta yang kuterima darimu. Jadi bagaimana mungkin aku terluka oleh cinta, tersakiti dan menderita oleh kasih sayangmu? Tidak. Aku sepenuhnya bahagia dan bahagia. Begitu bahagianya oleh cinta sehingga ruang hatiku tiada lagi tempat untuk benci, marah, dan sakit. Semuanya adalah cinta yang dipenuhi oleh rindu dan rindu serta rindu.

Rindu kekasih adalah keindahan yang tiada menyiksa. Sekalipun semua penyair cinta mengatakan akan ada luka dalam cinta ketika ada bahagia maka kumaklumatkan pada mereka bahwa cintaku padamu tiada sedikitpun luka sekalipun bumi retak oleh kekuatan amarah gunung.

Rindu ini tiada juga terselip tuntutan dan kehendak. Kasih sayangmu pada aliran nafasku yang dengan udara cinta itu aku hidup menjadi diri yang mencintai adalah pemberian yang melebihi apa yang hendak ku tuntut dan mengatasi segala kehendak yang ada dalam diriku sebagai insan.

Karena itu, sekalipun kau tiada berkata-kata padaku, aku sudah memiliki semua bahasa cintamu yang kusimpan di aliran darah dan nafasku. Bagiku cinta bukan soal ucapan dan kata-kata karena kau sudah berkata dan berbicara denganku dalam bahasa kasih sayang. Sekalipun seluruh penyair mantra berkumpul dan menyajikan segenap syair mantra terindah yang mereka punya maka tiada yang bisa dan mampu mengalahkan bahasa diam berlimpah kasih sayang mu padaku.

Duhai kekasihku, aku maklumkan padamu kalau kakiku tidak melangkah lagi setapakpun menuju penyatuan denganmu karena sebelum kakiku bergerak kau sudah mendahului menyentuhku dengan cahayamu.

Duhai kekasihku, aku maklumkan padamu kalau tiada lagi lahir ucapan “daku ingin bertemu” denganmu karena sebelum kalimat itu terucap kau dengan diammu sudah bertemu denganku dan berdiam di lubuk hatiku.

Duhai kekasihku, aku maklumkan padamu kalau tiada lagi tangisan membasahi bumi pipiku karena sebelum air mataku tumpah kau sudah memelukku lewat malam bertabur bintang.

Duhai kekasihku, aku maklumkan padamu kalau tiada lagi pilu di jiwaku karena sebelum jiwaku lunglai dan lalai kau telah menemuiku lewat mimpi indah.

Satu-satunya yang tersisa kini dan terus ada adalah rindu yang mencintai dan cinta yang merindui dan dengan bahasa insani akan terus kumaklumkan pada langit-langit hatimu lewat udara, lewat ombak, dan juga lewat waktu yang terus melintas. Aku tidak akan berhenti mencinta dan merindui.
posted by polisi ngeblog by sumedang at 00.43

0 Comments:

Posting Komentar

tulis disini supaya aku tau anda percuma nengok bikin pantun boleh tulis di sini

<< Home